Selasa, 30 April 2019



Hari itu, hujan sepertinya tak ingin mengalah. Entah sudah berapa jam, kadang cepat kadang lambat air jatuh dari langit. Bagaimana pun janji harus ditepati, termasuk dalam janji untuk menghadiri acara kenduri khitanan di salah satu gampong dekat  tempat saya tinggal. Dengar-dengar yang dikhitan ini merupakan anak  yatim piatu yang dirawat oleh neneknya. Nah, nenek inilah yang mengundang kami selaku kelompok wirid untuk melangsungkan  wirid di tempat kenduri. Akhirnya meski telat beberapa jam, kami pun berangkat menuju tempat kenduri dengan mobil pick up. Alhasil sesampainya disana badan kami setengah basah. Tuan hajat menyambut kami dengan sumringah. “Alhamdulillah akhirnya datang juga. Kirain enggak jadi datang karena hujan.” Ucap sang nenek senang. Setelah berbincang-bincang sebentar, acara wirid pun dimulai. Alhamdulillah, plong rasanya ketika janji telah tertunaikan.
Satu per satu piring berisikan kue dihidangkan di hadapan kami. Ada bolu, puding, timpan, serta beraneka kue tradisional dan modern lainnya. Namun dari sekian banyak kue yang terhidang, ada satu kue yang menarik perhatian saya kala itu. Penampakannya pun sungguh menggoda. Sayangnya, kue itu berada di sebrang sana alias berada jauh bersebrangan dengan tempat saya duduk. Mau bilang pun malu karena masih anggota baru. Hehehe beruntungnya, ada saudara yang bertanya kepada saya,” Adek mau kue yang mana?” ahaaaaaaa itu pertanyaan sangat  ditunggu-tunggu. Jangan-jangan beliau memperhatikan saya yang sedari tadi tak lepas pandangan dari kue itu. “ Itu kak, kue yang ada kelapa parutnya yang berwarna kuning.” Jawabku segera dengan penuh semangat. “Aduh saya suka juga ini kue.” Bisik orang yang duduk di samping saudara saya tadi. “ Alaaah kamu udah sering makan kue ini, kasian tuh istri adek sepupu saya kan pasti belum pernah makan kue ini apalagi dia lagi hamil.” Jawab saudaraku sambil menyodorkan kue itu kepada saya. YEEESSSSSSSSSSSSS...!!! rejeki adek bayi juga nih. Waktu itu saya memang sedang hamil anak kedua.  

Digigitan pertama terasa banget kenyalnya. Rasanya manis-manis gurih dengan aroma nanas.  Saya perhatikan teksturnya, ada helaian-helaian mie gitu. Sesampainya di rumah, langsunglah saya googling “kue mie rasa nanas”  dan muncullah sederet judul bacaan salah satunya “ Kue Minas (Mie Nanas)”. Waaaah kayaknya ini nih. Setelah saya klik, muncullah sebuah artikel  beserta gambar di blog. Saya lihat gambarnya daan ternyata mirip. Alhamdulillah........... J senangnya... langsung ambil kertas, catat deh.. rupanya itu kue terbuat dari mie jagung dan buah nanas, makanya orang sini menamakan kue tersebut “Kue Mie Aneuh” yang mana aneuh itu artinya nanas.  Kalau di Pulau Jawa namanya cenil atau ongol-ongol.  Beberapa hari kemudian praktek deh di dapur, alhamdulilah berhasil. Resepnya bisa dilihat di bawah ini yaaaa.

Bahan-bahan yang diperlukan:
1/2 bh nanas madu, parut
1 keping bihun jagung, rebus, tiriskan
1/2 bks agar-agar plain
150 gr gula
150 gr tepung tapioka
1sdm pasta makanan aroma nanas
1/2 sdt garam
Bahan pelengkap:
1/4 btr kelapa, parut, kukus
             
Cara membuat:

 
Campur semua bahan jadi satu dalam wadah, aduk rata
 
Masukkan ke dalam  loyang, dan kukus ±30menit

setelah dingin, potong sesuai selera dan taburkan kelapa parut di atasnya..
Happy trying :)


it's all about life . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates