Doa Yang Terkabulkan
Sekitar dua tahun yang lalu, aku dan suami
menunaikan nazar turun tanah anak kami yang kedua di Masjid Raya Baiturrahman
kota Banda Aceh. Dalam perjalanan, kami pun singgah di salah satu deretan kedai
kopi di puncak gunung Geurutee. Sesekali menyeruput kopi hitam sambil ku
pandangi pemandangan depan mata.
Tepat dari atas sini, tampak hamparan samudera
Hindia, dua buah pulau kecil, pasir putih membentang diapit oleh pantai yang
airnya tampak biru kehijau-hijauan dan barisan pohon pinus menyebar ke area
padang rumput dimana beberapa kerbau dan sapi berkeliaran yang nampak seperti
semut dari ketinggian. Sungguh wajah alam yang menampakkan keindahan.
Terucap doa dalam hati, “ Ya Allah, sungguh indah
ciptaan-Mu ini. Izinkan aku beserta suami dan anak-anakku untuk bermain di
pantai itu, pantai di bawah gunung Geurutee ini. Ingin rasanya aku berlarian di
pasir putih itu. Namun, Aku tak tahu bagaimana cara untuk sampai ke pantai itu.
Hanya Engkaulah yang Maha Mengetahui Segalanya. Mudahkanlah Ya Allah.
Aamiin.....”
Di akhir tahun 2018, Allah pertemukan suamiku dengan
Keuchik Gampong Babah Ie. Melalui pertemuan itulah akhirnya pada 17 Agustus
2019 kami bisa sampai dan bermain di pantai itu, yang ternyata Gampong Babah Ie
lah pintu gerbang untuk menuju kesana. Sungguh doa yang terkabulkan ! 😇😇😘😘
Untuk mengunjungi pantai tersebut kami harus ijin
terlebih dulu dengan warga setempat dan mematuhi himbauan seperti yang tertulis
di pintu pagar menuju pantai tersebut untuk tidak menangkap ikan, udang dan
kepiting di area sungai dan tambak.
Jalannya pun tak bisa dilalui mobil setelah sampai
di jembatan yang memang sudah butuh perbaikan. Jalan menuju pantainya pun jalan
setapak hanya bisa dilalui dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. Kalaupun
harus berjalan kaki InsyaaAllah tetap asyik karena sepanjang perjalanan akan
disuguhkan pemandangan yang tak kalah menariknya. Jika beruntung, maka akan
bertemu dengan burung-burung dan kupu-kupu indah yang terbang bebas. Segala
perjuangan menuju lokasi akan terbayar setelah sampai di pantai itu.
MaasyaaAllah....... bahagia sekaliiiiii....... menyaksikan
keindahan alam Aceh yang sungguh memanjakan mata. 😍😍
Oya, di dekat pantai itu juga terdapat sebuah monumen Negeri Keluang yang berisi tentang sejarah
Negeri Keluang hingga dileburkan dengan Negeri Daya. Sedangkan salah satu pulau
kecil di dekat pantai adalah pulau Keluang.
Nah, dari sinilah penasaran yang lain muncul setelah
penasaran ke pantai ini terjawab.
Akhirnya,
sesampainya di rumah tak lupa googling dengan kata kunci ,”PULAU KELUANG”.
Wooww... muncul lah artikel-artikel tentang pulau Keluang yang membuatku
memanjatkan doa, “Ya Allah, ijinkan aku beserta suami dan anak-anakku
mengunjungi pulau Keluang. Aamiin....”
Konon katanya di pulau Keluang itu ada gua kelelawar
yang hanya bisa dilewati melalui laut dengan menggunakan perahu. Belum lagi
keindahan bawah laut yang cocok untuk spot snorkeling, ikan-ikan untuk
dipancing dan dimakan tentunya 😄😄 serta dataran pulau yang cocok untuk berkemah (hobi ku dulu sewaktu
menjadi anak pramuka).
Mohon Aamiin kan yaa
doaku untuk bisa ke Pulau Keluang agar bisa aku share pengalamannya di
artikel blog selanjutnya... 😊😊
Catatan:
Keuchik = Kepala Desa
Gampong = Desa